Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengakui angkutan massal dan pelayaran rakyat adalah dua hal yang dinilai masih belum optimal ditangani sektor transportasi selama empat tahun masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Jusuf Kalla.
Oleh karena itu, Budi menjelaskan bahwa angkutan massal dan pelayaran rakyat merupakan dua hal yang menjadi fokus Kemenhub.
"Alhamdulillah apa yang diamanatkan sudah dijalankan dengan baik tapi masih banyak hal-hal diperbaiki, terutama pelayaran rakyat dan transportasi massal, itu menjadi pekerjaan rumah," kata Budi usai memberikan paparan saat Wisuda di Universitas Brawijaya, Malang, Sabtu (20/10/2018).
Berkaitan dengan angkutan massal di Jakarta, Menhub memastikan MRT Selatan-Utara, Timur-Barat akan rampung 2024. Sementara itu, lanjut dia, LRT harus bisa bekerja sama dengan swasta.
Sementara itu, kereta rel listrik (KRL) yang saat ini kapasitas sudah menyentuh 1,2 juta penumpang per hari, Budi optimistis ke depan harus bisa mengangkut tiga sampai empat juta penumpang.
"Sehingga masyarakat harus menggunakan transportasi massal. Kalau itu terjadi, kemacetan berkurang, polusi berkurang, orang efisien menggunakan itu, Jakarta menjadi model tapi saya tidak katakan Jakarta saja tapi kota-kota besar lain ada LRT dan sebagainya," tambah Budi.
Untuk pelayaran rakyat sendiri, Budi mengatakan akan memberikan subsidi Rp400 miliar agar kualitas baik sarana dan prasarana maupun kapasitas personel yang terlibat bisa meningkatkan tingkat keselamatan. Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mendorong sejumlah universitas untuk memberikan masukan atau ide-ide sebagai solusi untuk permasalahan pelayaran yang sangat kompleks.
"Pelayaran rakyat adalah tugas tertentu, menggiring pelayaran rakyat kita ada angkutan perintis serta tol laut adalah setiap hari saya otak-atik bagaimana menjadi lebih efektif," katanya
Baca lanjutan nya buka link di samping https://www.wartaekonomi.co.id/read200003/menhub-fokus-pada-angkutan-massal-dan-pelayaran-rakyat-yang-belum-optimal.html
No comments:
Post a Comment