loading...
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjiatmoko mengatakan, pemberlakuan sistem ganjil genap di ruas jalan protokol pada pukul 06.00-10.00 WIB dan 16.00-20.00 WIB baru berjalan dua hari. Menurutnya, perpindahan kemacetan belum bisa terdata dan memerlukan waktu sekitar satu minggu untuk mengevaluasinya.
"Evaluasi setelah satu minggu untuk mengambil langkah dampak dari kemacetan pelaksanaan ganjil genap," kata Sigit saat dihubungi, Selasa (16/10/2018).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menuturkan, saat ini Pemprov DKI belum memiliki data efek dari perilaku pengendara selama pemberlakuan sistem ganjil genap sepanjang hari sejak diberlakukan pada awal Agustus hingga berakhir 13 Oktober lalu. Termasuk efek perekonomian.
Untuk itu, lanjut Anies, pihaknya memperpanjang ganjil genap hingga akhir tahun ini dengan batasan waktu tertentu. "Siang hari tidak berlaku ganjil genap. kenapa, karena kita ingin mengelola perilaku berkendara. mereka yang kendarannya hari itu tidak berlaku di pagi hari, siangnya masih bisa pakai. Tapi kalau sepanjang hari ada potensi meransang orang untuk mencari kendaraan kedua," kata Anies di Balai Kota DKI Jakarta pada Selasa (16/10/2018).
Anies menjelaskan, dalam mengurai kemacetan, Pemprov DKI lebih fokus terhadap perluasan angkutan umum yang kini baru menjangkau 86% wilayah. Dia menargetkan hingga akhir tahun ini, angkutan umum menjangkau 100% wilayah.
Setelah itu, lanjut Anies, angkutan umum harus dibuat nyaman dan terintegrasi satu dengan yang lainnya, baik itu Bus Rapid Transit (BRT), Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT) ataupun kereta api. Jangan sampai seperti pembangunan koridor 13 (Ciledug-Tendean) yang tidak terintegrasi dengan kereta api."Nah yang mau kita bangun adalah sistem terintegrasi. Kalau itu ada, ganjil genap ini bukan isu lagi," ungkapnya.
No comments:
Post a Comment