Adapun, inflasi Juni 2018 sebesar 0,59 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu 0,37 persen. Maklumlah, perayaan Lebaran terjadi pada pertengahan Juni, sehingga aktivitas mudik ramai.
"Karena Lebaran, banyak sekali permintaan atas angkutan udara. Dan, ini berdampak sekali pada inflasi," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Gedung BPS, Senin (2/7).
Ia merinci tiga penyebab tarif transportasi menyumbang inflasi. Pertama, permintaan angkutan udara yang melesat memberi andil inflasi 0,15 persen. Hal itu dikarenakan aktivitas mudik yang meningkat jelang Lebaran dan libur panjang anak sekolah.
Kedua, BPS juga mencatat kenaikan tarif angkutan antar kota yang memberi andil inflasi 0,08 persen. Seperti diketahui, sejumlah DPD Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengedarkan surat mengenai penyesuaian tarif angkutan di beberapa daerah.
"Ketiga, kenaikan angkutan kereta api, meski andilnya kecil sekali, yakni 0,01 persen," imbuh Suhariyanto.
Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Yunita Rusanti menyebut kelompok jasa keuangan tidak mengalami inflasi apapun. Artinya, tarif angkutan menjadi faktor terbesar penyumbang inflasi.
"Murni karena transportasi, jasa keuangan tidak ada masalah," terang dia.
Selain tarif angkutan, tiga komponen lainnya yang memberatkan inflasi bulan ini adalah ikan segar dan daging ayam ras yang memberi andil inflasi masing-masing 0,08 persen dan 0,03 persen.
Secara keseluruhan, inflasi tercatat 0,59 persen pada Juni 2018. Sementara, secara tahun kalender tercatat 1,9 persen dan inflasi tahunan sebesar 3,12 persen.
(bir) Baca lanjutan nya buka link di samping https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180702130319-92-310770/angkutan-mudik-sumbang-separuh-dari-inflasi-juni-2018
No comments:
Post a Comment