Pages

Monday, February 4, 2019

Pangkas Biaya Logistik, Pengusaha Angkutan Desak Penurunan Tarif Tol - FAJAR

FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Tol trans-Jawa belum cukup efektif memangkas biaya logistik. Jalan bebas hambatan yang semestinya meningkatkan konektivitas antarkota di Jawa itu ternyata belum dimanfaatkan betul oleh pengusaha angkutan. Mereka menilai, tarif tol masih relatif tinggi. Karena itu, bagi mereka, tol bukan opsi utama jalur pengiriman.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Kyatmaja Lookman menyebutkan, tarif angkutan barang di tol trans-Jawa relatif mahal.

Untuk saat ini, sebagian besar angkutan truk memilih rute non-tol sebagai opsi utama. Kyatmaja mencontohkan pengiriman barang dari Jakarta ke Surabaya. Dari Jakarta, pengemudi truk biasanya mengambil jalur pantai utara (pantura) setelah keluar tol Cikampek meski ada alternatif via Cirebon melalui ruas tol Kanci–Pejagan.

”Kalau menggunakan tol, biaya perjalanan bertambah Rp 1,2 juta–Rp 1,8 juta,” ujarnya seperti dikuti Jawa Pos, Senin (4/2).

Sebagaimana diwartakan, pada 21 Januari 2019, pemerintah menetapkan tarif baru untuk tujuh ruas baru tol trans-Jawa. Ongkos tol Jakarta–Surabaya untuk golongan V (truk dan angkutan logistik sejenis) pun menjadi Rp 1.382.500.

Untuk itu, pengusaha berharap ada semacam kompensasi mengenai tarif tol untuk truk dan angkutan barang lain. Misalnya disamakan dengan tarif kendaraan penumpang umumnya. ”Tarif itu perlu ditinjau ulang lantaran berdampak negatif tidak hanya kepada pengusaha, tetapi juga kepada occupancy ratio maupun return of investment jalan tol itu sendiri,” tambah Kyatmaja.

Kompensasi tersebut bisa diberikan untuk periode tertentu. Misalnya untuk waktu satu sampai dua tahun. ’’Sampai periode tertentu saja. Kalau mau selamanya juga tidak apa-apa. Tapi, biasanya investor tidak mau,” urainya. Terlepas dari masalah tarif, Aptrindo mengapresiasi dampak baik jalan tol trans-Jawa seperti mengurangi kemacetan jalan. Sebab, banyak kendaraan pribadi yang semula menggunakan jalan nasional beralih ke jalan tol.

Organisasi Angkutan Darat (Organda) mengakui bahwa tarif tol untuk angkutan umum yang melintasi jalan trans-Jawa masih menjadi isu sensitif. ’’Kami mendorong pemerintah berpihak juga ke kami. Kalau tarif sekarang kami disetarakan golongan III, ya cukup mahal,’’ ujar Ketua Umum DPP Organda Adrianto Djokosoetono.

Adrianto mengusulkan pemerintah memberikan insentif tarif tol kepada angkutan umum. Misalnya 50 persen dari biaya yang harus ditanggung. Hal itu akan sangat membantu mengurangi biaya logistik. ’’Teman-teman sudah mulai pakai trans-Jawa, sudah banyak yang beroperasi lewat sana. Ini kan juga mendukung program pemerintah menggenjot transportasi umum,’’ bebernya.

(JPC)

Let's block ads! (Why?)

Baca lanjutan nya buka link di samping https://fajar.co.id/2019/02/04/pangkas-biaya-logistik-pengusaha-angkutan-desak-penurunan-tarif-tol/

No comments:

Post a Comment