Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan, inflasi pada Desember 2018 sebesar 0,62 persen. Inflasi ini sebagian besar dipengaruhi kenaikan tarif angkutan udara dan harga telur ayam.
"Secara umum dipengaruhi oleh tarif kenaikan udara, harga telur ayam ras, dan daging ayam ras. Itu tiga komponen utama," ujarnya di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Suhariyanto merinci, pada Desember bahan makanan memberi sumbangsih inflasi sebesar 1,45 persen. Dari 11 subkelompok pada kelompok ini, 10 subkelompok mengalami inflasi dan 1 subkelompok mengalami deflasi.
Subkelompok yang mengalami inflasi tertinggi, yaitu telur, susu, dan hasil-hasilnya sebesar 3,97 persen dan terendah subkelompok kacang-kacangan sebesar 0,16 persen. Sementara subkelompok yang mengalami deflasi, yaitu subkelompok Iemak dan minyak sebesar 0,20 persen.
"Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 0,22 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil atau sumbangan inflasi, yaitu air kemasan dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen," kata Suhariyanto.
Sementara itu, kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan pada Desember 2018 mengalami inflasi sebesar 1,28 persen. Dari 4 subkelompok pada kelompok ini, 2 subkelompok mengalami inflasi dan 2 subkelompok tidak mengalami perubahan.
"Kelompok ini pada Desember 2018 memberikan andiI sumbangan inflasi sebesar 0,24 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil inflasi, yaitu tarif angkutan udara sebesar 0,19 persen, tarif kereta api sebesar 0,03 persen dan tarif angkutan antar kota sebesar 0,01 persen," tandasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Baca lanjutan nya buka link di samping https://www.liputan6.com/bisnis/read/3861401/kenaikan-tarif-angkutan-udara-dan-telur-ayam-penyebab-inflasi-desember
No comments:
Post a Comment