TRIBUNJATIM.COM, PAMEKASAN - Deretan angkutan kota (angkot) tampak menunggu penumpang di Terminal Lawangan Daya, Pamekasan, Rabu (26/12/2018).
Akhir-akhir ini keberadaan angkot mengalami masa kembang kempis.
Hal tersebut disebabkan semakin turunnya jumlah penumpang, seiring dengan meningkatnya daya beli kendaraan pribadi.
"Kami mulai rasakan penurunan penumpang itu sejak tahun 2005. Ketika masyarakat semakin mudah memiliki kendaraan pribadi," kata Nikrah (42), pemilik angkot asal Desa Pakong.
• Gelombang Air Laut di Pamekasan Tinggi, Kapolsek Tlanakan Imbau Nelayan Agar Tidak Melaut
Nikrah mengakui kondisi penurunan jumlah penumpang tersebut rupanya tidak mendapat perhatian dari Pemkab Pamekasan.
Hingga pemilik melakukan siasat dengan mengandangkan angkot dua hari dan berjalan satu hari untuk rute yang dirasa masih banyak penumpangnya.
"Kalau tidak disiasati dengan dua hari libur dan sehari jalan secara bergiliran, bisa selalu merugi kami dengan penumpang yang terbatas sekali itu tetap dilayani dengan angkot dalam jumlah tetap," ujar Nikrah.
Sepinya penumpang juga dirasakan oleh Karman, pada umumnya antar pemilik angkot memang sudah ada saling pengertian soal sepinya penumpang.
Dengan demikian semangat kebersamaanselalu dijaga untuk tetap bisa bertahan di tengah sepinya penumpang.
Karena bagaimanapun, lanjut Karman, penumpang angkot yang sepi itu karena kondisi perkembangan kota Pamekasan yang semakin maju.
Baca lanjutan nya buka link di samping http://jatim.tribunnews.com/2018/12/26/sepi-penumpang-angkutan-kota-di-pamekasan-mangkrak-pendapatan-rp-100-ribu-sehari-kini-jadi-mimpi
No comments:
Post a Comment