Laporan Wartawan Tribun Timur, Muhammad Fadhly Ali
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Empat asosiasi kepariwisataan di Sulsel duduk bersama menyuarakan kebijakan maskapai pesawat yang melakukan kenaikan tarif angkutan udara di awal tahun ini.
Hadir Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Sulsel Suhardi, Ketua DPD Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sulsel Anggiat Sinaga, Ketua DPD Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) Sulsel Junaidi Salam, dan Perwakilan dari DPD Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Sulsel Edy.
Keempat asisosiasi ini mengaku gelisah. Ini dikarenakan, Industri Pariwisata Sulsel dan Indonesia secara umum kena imbasnya.
"Masa harga tiket domestik lebih mahal dari luar negeri seperti Kuala Lumpur dan Singapura," kata Anggiat Sinaga.
Ini membuat ceruk wisatawan domestik akan belabuh ke luar negeri, devisa negara pun merosot.
"Ke anggota PHRI tertimpa truk bukan tangga. Bayangkan, hotel di Sulsel fokus MICE, 90 persen pelanggan dari luar Sulsel. 60 persen di antaranya dari Jakarta, lalu Surabaya," katanya.
"Nah kalau harga tiket pesawat naik, ceruk pasar kami tentu akan berfikir dua kali. Karena pengeluaran mereka bertambah," ujarnya.
Tindak lanjut dari kegelisahan ini, Keempat asosiasi akan membuat petisi yang kemudian dilanjutkab ke Dewan Pengurus Pusat (DPP).
Bahkan khusus PHRI yang akan menggelar rakernas pada 7 Februari nanti di Jakarta akan membawa isu ini.
"Nah Pak Jokowi direncanakan akan datang. Kami ingin berkeluh kesah terkait itu," kata Ketua PHRI Sulsel, Anggiat Sinaga.
Baca lanjutan nya buka link di samping http://makassar.tribunnews.com/2019/01/17/phri-sulsel-akan-bawa-efek-kenaikan-tarif-angkutan-udara-ke-rakernas
No comments:
Post a Comment