Terdapat peningkatan jumlah pengguna angkutan umum selama masa Lebaran 2018, sebesar 6,32 persen menjadi 21,67 juta penumpang.
"Bekerja sama dengan para stakeholder, menekan ego sektoral, maka koordinasi Lebaran dapat berlangsung lebih baik," kata Budi Karya di Ruang Rapat Komisi V DPR Jakarta pada Selasa (24/7/2018).
Kerja sama kementerian/lembaga yang terkait, meliputi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kepolisian RI, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dan sebagainya. Koordinasi itu untuk mengantisipasi puncak arus mudik pada H-6 hingga H-7 (8-10 Juni) dan arus balik pada H+3 hingga H+4 (19-20 Juni).
Budi, kemudian menyampaikan ada peningkatan jumlah pengguna angkutan umum selama masa Lebaran 2018, sebesar 6,32 persen menjadi 21,67 juta penumpang. Ia menjabarkan, pengguna bus meningkat 2,9 persen dari 4,38 juta penumpang pada 2017 menjadi 4,51 juta penumpang.
Pengguna pesawat meningkat 5,7 persen dari 5,96 juta penumpang menjadi 6,31 juta penumpang. Pengguna kereta api meningkat 7,6 persen dari 4,91 juta penumpang menjadi 5,29 juta penumpang.
Total pengguna kapal penyeberangan meningkat 8,5 persen dari 4,05 juta penumpang pada 2017 menjadi 4,40 juta penumpang. Pengguna kapal laut meningkat 9,3 persen dari 1,06 juta penumpang menjadi 1,16 juta penumpang.
Pada Lebaran 2018, armada angkutan umum yang telah disiapkan Kemenhub, meliputi bus sebanyak 49.613 unit (1,68 persen), pesawat 537 unit (naik 0,93 persen), kapal laut 1.293 unit (naik 1,17 persen), kapal roro 207 unit (naik 3,5 persen), kereta api siap operasi 393 unit (naik 3,56 persen).
Ketersediaan angkutan gratis meningkat cukup signifikan. Angkutan gratis menggunakan bus naik 62 persen menjadi 5.081 unit, kereta api naik 236 persen menjadi 37 unit, pesawat 117 persen menjadi 52 unit, kapal laut 444 persen menjadi 98 unit. Sementara truk, kenaikkannya tidak terlalu tinggi sebeaar 35 persen menjadi 70 unit.
"Angkutan mudik gratis untuk orang naik 64 persen menjadi 303.429 orang, untuk motor naik 13 persen menjadi 29.574 unit," sebut Budi.
Penggunaan Sepeda Motor Selama Mudik Lebaran Turun
Dengan adanya penambahan ketersediaan angkutan umum dan sarana angkutan mudik gratis, ada penurunan penggunaan sepeda motor selama masa mudik/balik Lebaran, yaitu sebesar 22 persen dari 1.658.407 unit menjadi 1.297.617 unit.
"Jumlah kecelakaan lalu lintas selama Lebaran 2018 juga menurun sebesar 37 persen, jumlah korban jiwa juga turun 37 persen," ucapnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan hasil rekayasa lalu lintas dan pembenahan infrastruktur jalan untuk Lebaran 2018, telah memberikan peningkatan kecepatan waktu tempuh kendaraan. Kecepatan rata-rata arus mudik Lebaran 2018 dapat mencapai 72 kilometer/jam (Km/jam) atau naik 9 persen dari 66 Km/jam.
Sementara kecepatan rata-rata arus balik Lebaran 2018 dapat mencapai 79 Km/jam atau naik 22 persen dari 64 Km/jam.
"Terkait jarak tempuh ada penurunan jarak tempuh antara Jakarat-Surabaya sebesar kurang lebih 30 Km dengan waktu tempuh berkurang sekitar 6 jam," ujarnya.
Namun, ia mengakui pelaksanaan pengaturan angkutan Lebaran 2018 belum sempurna. "Penyelenggaraan angkutan Lebaran belum sempurna. Maka, kami menerima masukan untuk perbaikan di 2019," ucapnya.
Sementara itu, ia mencatat ada isu-isu menonjol yang menjadi perhatian pihaknya. Di antaranya, pertama, perlu perbaikan dalam pengaturan antrian kendaraan naik ke kapal penyeberangan.
Kedua, perlu perbaikan di pelabuhan, seperti fasilitas menginap bagi penumpang yang menunggu, peningkatan kapasitas ruang tunggu, penyediaan informasi petunjuk tempat parkir kendaraan.
Ketiga, keterbatasan kapasitas angkutan kereta api yang tersedia lebih kecil dibandingkan dengan demand kereta api yang sebenarnya. Keempat, kurangnya fasilitas untuk pengguna angkutan umum untuk naik/turun ke/dari moda lanjutan.
Kelima, perlu sosialisasi lebih intens terutama lewat media televisi dan radio mengenai program mudik gratis terutama program motor gratis (Motis), sehingga informasi mudik gratis mudah diterima oleh masyarakat. Keenam, tol relatif lancar disebabkan adanya kebijakan contraflow dan oneway, penambahan gerbang tol dari 28 menjadi 33.
Ketujuh, jumlah laporan pilot terhadap balon udara menurun karena kegiatan sweeping atau penindakan terhadap hal tersebut dan adanya peningkatan sosialisasi melalui berbagai media elektronik dan media sosial.
No comments:
Post a Comment