Pages

Monday, November 4, 2019

Bersaing Transportasi Online, Angkutan Umum Masih Dibutuhkan di Kota Sungailiat - Bangka Pos

BANGKAPOS.COM,BANGKA--Dunia transportasi jauh berubah, setelah Bos Go Jek, yang kini diangkat Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Repubik Indonesia, menciptakan aplikasi digital masa depan.

Dampaknya, mindset masyarakat soal transportasi pun berubah. Kini lebih praktis, mudah, murah, dan melayani semuanya.

Di Pangkalpinang, sebagai ibukota provinsi masih ada angkot yang bertahan, melayani sejumlah trayek.

Dengan kondisi apa adanya, para sopir angkota tetap mencoba mencari peruntungan di tengah persaingan aplikasi Go Jek dan Grab.

Di Sungailiat, sebagai wilayah penyangga ibukota, bagaimana kondisi angkot,

Kasi Angkutan, Dinas Pekerjaan Umum, Perhubungan dan Perumahan Rakyat Kabupaten Bangka, Hascwin Septiady mengatakan, kebutuhan angkutan saat ini masih dibutuhkan oleh masyarakat banyak walaupun banyaknya angkutan online dalam masa sekarang ini.

"Sebenarnya angkutan masih dibutuhkan, karena kaitan dengan satu masalah asuransi yang dijamin oleh Jasa Raharya, sementara online tidak ada, kecuali dengan perusaan sendiri, hanya yang plat kuning, dan memiliki uji KIR itu punya asuransi paling aman angkutan umum, hanya saja kurang menarik sarana tidak memadai, mobil jelek, dan waktu datangnya, misalnya apakah lima menit sekali selalu lewat, seandainya kita mau ke pasar," ungkap Hascwin kepada wartawan, Senin (4/11/2019).

Menurutnya, angkutan berbeda dengan kendaraan online yang saat ini tengah ramai, dimana angkutan sifatnya bisa mengangkut banyak penumpang dalam jumlah besar.

"Kalau angkutan online sifatnya hanya untuk pribadi, tidak bisa banyak mengangkut masa, angkutan ini ada salah satu mengantisipasi pemadatan jalan dengan satu mobil masuk 10 orang, sehingga yang menggunajan jalan lebih sedikit dan efektif serta murah," jelasnya.

Sementara, untuk program peremajaan angkot, pihaknya sudah berusaha berhitung biaya operaisonal kendaraan dengan cara mendata ulang dalam rangka melihat trayek apakah masih layak atau tidak.

"Trayek selama disitu berusaha mendata dengan pribadi, karena anggaran, tidak ada pendataan seperti itu, maka itu bagian perencanaan pendataan karena mendata itu, hitungan anggaran, untuk pendataan angkot, apakah masih baik karena dipaksa angkot juga akan bangkrut," ungkap Hascwin.

Diakuinya, banyak kondisi angkutan yang saat ini sudah tua sehingga  dirasakan tidak perlu dilakukan trayek baru, namun lebih kepada biaya tarif dengan melihat trayek dilapangan dan kondisi kendaraan.

"Misal hitungan tarif terlalu rendah kita taikkan tetapkan dilapangan selama ini biaya perawatan tidak terkaper, menyetor ke bos tidak pulang modal banyak di kaji, kebijakan izin, dan mengurus KIR semua, karena kondisi mobil sudah banyak yang tua," jelas Hascwin.

Ia menilai, untuk pengelolaan terminal di Sungailiat ia mengatakan sangat penting dalam dunia perhubungan, karena dalam sebuah jaringan angkutan harus ada terminal, namun Sungailiat tidak memiliki terminal saat ini dan masih menjadi pekerjaan rumah Pemerintahan Kabupaten Bangka.

"Terminal ini sebuah jaringan, harus ada terminal karena masuknya kendaraan umum, kita tidak ada terminal sementara, ini menjadi pekerjaan rumah besar terminal harus ada, karena tempat kapan masuk dan keluar kendaraan itu, tempat persinggahan sementara. Saat ini hanya ada tempat persinggahan sementara untuk angkutan saja," ungkap Hascwin. (Bangkapos.com/Riki Pratama)

Let's block ads! (Why?)

Baca lanjutan nya buka link di samping https://bangka.tribunnews.com/2019/11/04/bersaing-transportasi-online-angkutan-umum-masih-dibutuhkan-di-kota-sungailiat

No comments:

Post a Comment