Laporan Wartawan Tribun Jabar, Resi Siti Jubaedah
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - SemutApp merupakan aplikasi yang memudahkan masyarakat, untuk mengetahui di mana posisi angkutan umum di suatu kota.
Tak hanya di Bandung, SemutApp sudah diaplikasikan di beberapa kota, di antaranya Bandar Lampung, Tasikmalaya, Bogor, serta beberapa daerah di Jakarta.
Cara kerjanya dengan memasang GPS Tracker (pelacak) di angkutan umum, sehingga dapat terhubung melalui aplikasi.
SemutApp ini dirancang oleh para peneliti dari Pusat Penelitian Teknologi Informasi dan Komunikasi Institut Teknologi Bandung (PPTIK ITB).
Aplikasi tersebut dipamerkan di Pameran Poster dan Produk Program Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat dan Inovasi, tepatnya di Aula Barat ITB, Jl. Ganeca No.10, Lb. Siliwangi, Bandung, Jumat (18/1/2019).
Satu dari periset SemutApp, Agus Sukoco, menjelaskan bahwa GPS merupakan bagian alat yang memanfaatkan internet of thing atau sering disebut IOT.
"GPS Tracker yang digunakan pun dibuat dengan sedemikian murah, supaya murah dipakai, dijual juga sangat murah kemudian tahunannya murah 25rb setahun karena ini untuk angkot," ujar Agus Sukoco saat ditemui Tribun Jabar di Aula Barat ITB, Jumat (18/1/2019).
Pengembangan dan riset SemutApp sudah berlangsung selama tujuh tahun yang lalu.
Riset ini berawal dari kebutuhan sebuah komunitas angkutan umum. Saat ini yang sudah menggunakan sistem tersebut baru angkot dari Kopamas dan Sadang Serang, namun belum banyak.
"Memang ini didesain buat komunitas, kebutuhan dari masyarakat sendiri apa, tinggal ditangkap oleh Pemerintah Daerah apakah mau mengadopsi ini atau tidak untuk angkutan umum di setiap daerah," ujar Agus Sukoco.
Dampak yang terasa saat menggunakan aplikasi ini, yaitu munculnya data. Setiap 10 detik sekali, punya data informasi angkutan.
"Itu bisa mengatur dan mengelola angkutan umum, kalau misalnya dipakai semua. Kerasanya kalau satu trayek dicoba, kan bisa tau berhenti dimana kecepatannya berapa, usernya turun dan naik dimana, itu dampaknya besar," ujar Agus
Menurutnya, jika seluruh angkutan umum di setip kota menggunakan sistem SemutApp, dapat mengetahui data yang berkaitan dengan kemacetan.
"Aplikasi tersebut berasal dari komunitas, bukan dari anggaran APBD pemerintah. Terkait dengan beberapa komunitas di Bandung kemudian dimediasi melalui Koperasi Kopamas. Ada banyak ko komunitasnya mulai dari rindu menanti dan lainnya," ujar Agus Sukoco.
Saat ini Bandar Lampung sudah mulai melakukan pendekatan untuk mengadopsi aplikasi SemutApp.
Sayangnya permasalahannya, angkutan umum di Bandar Lampung sedang melakukan pembenahan.
Hal tersebut dikarenakan di Bandar Lampung bukan angkot tapi BRT yang dikelola oleh perusahaan.
Saat ini sudah lebih dari 1000 yang sudah mendownload SemutApp melalui Play Store.
Ke depannya, SemutApp akan ada fitur carter angkot juga. Saat ini masih dalam proses pengembangkan, dan baru tahap uji coba.(*)
Baca lanjutan nya buka link di samping http://jabar.tribunnews.com/2019/01/19/bingung-naik-angkutan-umum-pantau-saja-lewat-semutapp
No comments:
Post a Comment