"Tanggal 22 [Desember] naik 26% dari tahun lalu. Nah, tanggal 23 semua orang sudah tahu ada kejadian [tsunami]. Langsung turun banget sampai kurang dari tahun lalu," kata Direktur Utama ASDP Ira Puspadewi, Senin (31/12/2018).
Dari periode 18 Desember sampai 30 Desember lalu jumlah kapal RO-RO yang beroperasi turun 5,9% dibanding periode yang sama tahun 2017. Begitu juga dengan jumlah perjalanan kapal RO-RO turun hingga 35,2% dari 1.544 perjalanan di 2017 menjadi hanya 1.000 perjalanan 18-30 Desember 2018.
Ira menambahkan, jumlah penumpang dan total kendaraan yang menyeberang Selat Sunda sempat meningkat sehari sebelum tsunami terjadi. Tanggal 21 Desember jumlah penumpang tercatat sebanyak 51.834 orang atau naik 45,1% dari jumlah penumpang di tanggal yang sama di 2017 sebesar 35.714 penumpang. Kendaraan yang menyeberang meningkat 36,3%.
"Biasanya kalau ada kenaikan ya berapa lah, tapi ini 50% besar sekali. Kami lihatnya ada kegairahan baru orang untuk travelling melalui darat yang sudah bagus aksesnya di Sumatera. Lalu tanggal 22 naik juga tapi sekitar 26%-27%," jabar Ira.
Namun, jumlahnya turun drastis setelah tanggal 22 Desember. Jumlah penumpang pada 23 Desember turun 39,6% menjadi 36.585 orang dari sebelumnya di tahun 2017 periode sama 60.532 orang. Sementara, secara total dari 18-30 Desember jumlah penumpang turun 9,2% dari tahun 2017 527.898 orang menjadi 479.083 orang.
Total kendaraan yang menyeberang ke Sulat Sunda mengalami pengurangan 4.931 unit atau turun 4,6% dari sebelumnya di 2017 106.963 unit menjadi 102.032 unit kendaraan.
"Tanggal 22 saat kejadian memang kita tidak tahu apa yang terjadi. Cuma memang air pasangnya agak ekstrem. Kita amati di bawah seperti biasanya. Sehingga secara teknis kalau ekstrem itu kapal bersandarnya sulit. Perlu waktu menyelesaikan," jelasnya.
Ira menegaskan tidak ada penghentian operasional pasca bencana tsunami. Hanya keterlambatan-keterlambatan (delay) yang memakan waktu setengah jam dari biasanya 15 menit.
"Operasi kita terus jalan. Kita selalu berkoordinasi dengan port, termasuk Syah Bandar dan Kementerian Perhubungan," ucapnya.
Pihak ASDP terus melakukan monitoring pasang-surut air menggunakan lock books untuk mencatat rekaman pasang surut air laut. Salah satu indikatornya, lanjut Ira, derajat pasang surutnya dimonitor setiap satu jam.
ASDP juga telah memiliki jalur-jalur evakuasi. Pasalnya, penyeberangan Jawa-Sumatera memang signifikan mendistribusikan logistik. "Artinya kita ingin layanan tetap lancar, Jawa Sumatera kan memang signifikan, nomor satu logistik sejauh ini. Jadi harus jalan dengan baik, dan waspada," ungkapnya.
Ira meyakini per hari ini, Senin (31/12/2018) jumlah pengangkutan penumpang dan kendaraan sudah akan naik lagi. (Yanurisa Ananta/hps)
Baca lanjutan nya buka link di samping https://www.cnbcindonesia.com/news/20181231143331-4-48533/pasca-tsunami-angkutan-penyebrangan-selat-sunda-turun
No comments:
Post a Comment