INDOPOS.CO.ID - Dari tahun ke tahun, jumlah angkutan umum (angkot) di Kabupaten Bogor terus berkurang. Dari total keseluruhan sekitar 5 ribu unit angkot yang tercatat selama 2017, kini menyusut menjadi 3.150 unit saja.
Kondisi tersebut berimplikasi pada menurunnya jumlah potensi pajak dari bidang angkutan umum.
Kabid Angkutan dan Terminal, Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Bogor, Dudi Rukmayadi menjelaskan bahwa 3.150 angkut itu kini aktif beroperasi di jalanan Kabupaten Bogor.
Jumlah angkot kian tergerus lantaran sebagian masyarakat berpaling ke angkutan online. ”(Jumlah angkutan) sudah turun lagi. Karena fenomena sekarang. Jadi, mereka (sopir) lebih pilih di rumah. Pertimbangannya, biaya operasional yang dikeluarkan bisa lebih besar ketimbang pendapatannya,” jelasnya kepada koran ini, Rabu (19/9).
Angkutan online bukan satusatunya penyebab menyusutnya jumlah minat masyarakat menggunakan angkot. Melainkan juga karena harga sepeda motor yang nilai kreditnya kian murah.
Penurunan jumlah angkot ini berpengaruh pada Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Bogor, khususnya dari sektor retribusi.
Di sisi lain, DPRD Kabupaten Bogor menurutnya enggan jika PAD dari sektor retribusi berkurang. Dudi mengatasinya dengan cara merancang kegiatan-kegiatan terminal di daerah perbatasan pedesaan. Hal itu dianggap akan membantu pendapatan Pemkab Bogor.
”Jadi kita juga tidak diam saja. Kita lakukan upaya tersebut,” kata Dudi. Hasil dari Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang), ada empat wilayah yang kini sudah ia petakan. Seperti di wilayah barat, utara, timur dan selatan Kabupaten Bogor.
”Setiap tahunnya untuk pajak retribusi itu Rp 271 juta per tahunnya. Ya minimal tetap, jangan sampai berkurang,” tukasnya. (fik/rb/jpg)
No comments:
Post a Comment