Pages

Thursday, September 6, 2018

Pengusaha Angkutan di Solo Mulai Keluhkan Kenaikan Harga ...

loading...

SOLO - Pengusaha angkutan umum di Kota Solo mulai terdampak penguatan dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah. Harga suku cadang kendaraan secara berlahan ikut naik sejak sepekan yang lalu.

Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Solo Joko Suprapto mengatakan, kenaikan harga sparepart sangat dirasakan para pengusaha angkutan. Sebab kenaikan harga suku cadang mencapai antara 10-25%.

“Onderdil yang sering ganti seperti kampas rem, kampas kopling, harganya telah naik. Itu sangat kami rasakan,” kata Joko Suprapto di Solo, Jawa Tengah, Kamis (6/9/2018).

Untuk ketersediaan onderdil di pasaran sejauh ini masih tersedia banyak. Toko toko yang menjadi langganan masih menyediakan onderdil yang dibutuhkan. Hanya saja, memang ada satu dua onderdil yang agak sulit dicari. “Katanya toko pasokannya ada yang tersendat,” urainya.

Meski kondisinya sulit, para pengusaha hanya bisa mengeluh. Pihaknya tidak berani menggunakan onderdil yang tidak orisinil, khususnya di bagian yang vital. Sebab hal itu menyangkut keamanan angkutan dan penumpang.

Para pengusaha berharap stok onderdil tetap lancar, komplet, dan melimpah meski kurs rupiah terus menaik dan sampai menembus Rp15.000. Agar tidak semakin terpuruk, pemerintah diharapkan tidak menaikkan harga bahan Bakar minyak (BBM).

Pada sisi lain, Organda juga tidak bisa menaikkan tarif angkutan karena sudah diatur pemerintah. Untuk tarif non ekonomi juga tidak berani menaikkan karena tidak diinginkan pasar. Terlebih untuk mencari penumpang juga semakin sulit, sehingga terkadang kru angkutan berebut.

(wib)

Let's block ads! (Why?)

Baca lanjutan nya buka link di samping https://daerah.sindonews.com/read/1336193/22/pengusaha-angkutan-di-solo-mulai-keluhkan-kenaikan-harga-onderdil-1536225987

No comments:

Post a Comment