Perluasan ganjil genap tidak hanya bakal untuk mengurangi kemacetan, namun untuk menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta.
JAKARTA-Perluasan penerapan ganjil genap pada delapan rute di Jakarta dianggap menjadi solusi kemacetan. Warga Ibu Kota diharapkan mulai membiasakan naik angkutan umum untuk mobilitas hariannya.
“Sehingga solusinya masyarakat harus mulai membiasakan menggunakan angkutan umum untuk beraktifitas,” ujar anggota Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ), Damantoro, di Jakarta, Rabu (4/7).
Menurutnya, kebijakan ganjil genap merupakan penerapan salah satu kebijakan pola transportasi makro sejak tahun 2004. Pasalnya, kemacetan di Jakarta sudah tidak bisa lagi diatasi hanya dengan pull measure. Namun sudah wajib dengan pembatasan penggunaan kendaraan pribadi.
“Jika kualitas angkutan umum masih tidak baik. Maka dari itulah DTKJ sejak awal periodenya, meminta Pemprov segera menuntaskan reformasi angkutan umum,” ucapnya.
Terlebih, setiap jalur dalam perluasan penerapan ganjil genap saat ini telah dilayani Bus Rapid Transit (BRT), Transjakarta. Pihaknya menganggap, layanan Transjakarta sudah lebih baik dari angkutan kota biasanya.
“Perbaikan tetap harus terus dilakukan. Ganjil genap selama Asian Games ini menjadi kesempatan emas untuk Dishub melakukan evaluasi sebelum dan sesudah,” jelasnya.
Kurangi Kemacetan
Gubernur DKI Jakarta, Anies R Baswedan mengatakan, penerapan ganjil genap pada delapan rute Asian Games merupakan rekomendasi dari Komite Olimpiade Indonesia (OIC) dan panitia pelaksana Asian Games (Indonesia Asian Games Organizing Committee/INASGOC).
Menurutnya, ganjil genap ini tidak sekedar untuk mengurangi kemacetan, namun untuk menurunkan tingkat polusi udara di Jakarta.
Dia mengatakan, kota Beijing dan melakukan ganjil genap hingga menurunkan tingkat polusi udara sampai 20 persen. Bahkan, saat Pola Dunia 2002, Korea Selatan pun melakukan hal serupa. Meski demikian, pihaknya akan mengevaluasi kembali penerapan ganjil genap usai Asian Games nanti.
“Tapi apakah untuk situasi hari ini dibutuhkan di hari ke depan. Ada konsekuensi bagi kita semua. Kemudian kami juga berharap ini bisa dijadikan momentum untuk kita mengatur kendaraan kita lebih efisien,” ungkapnya.
Ke depan, harapnya, setiap angkutan umum di Jakarta bisa menyesuaikan rutenya sesuai dengan kebutuhan dan tujuan warga Ibu Kota terkini. Dengan demikian, jumlah pengguna angkutan umum massal di Jakarta menjadi lebih meningkat.
Sejak 2 Juli, Pemprov DKI Jakarta akan mengujicoba perluasan ganjil genap di beberapa ruas jalan ibu kota. Lalu, perluasan Ganjil Genap akan mulai diberlakukan pada tanggal 1 Agustus 2018 mukai Senin sampai dengan Minggu, dari pukul 06.00 – 21.00 WIB.
Ruas jalan yang terkena kebijakan ganjil genap tersebut, antara lain Jalan Medan Merdeka Barat, MH. Thamrin, Jenderal Sudirman, Sisingamangaraja, Jenderal Gatot Subroto (simpang Kuningan – simpang Slipi), Jenderal S Parman (simpang Slipi – simpang Tomang), MT Haryono (simpang UKI – simpang Pancoran – simpang Kuningan), HR Rasuna Said, Jenderal DI Panjaitan (simpang Pemuda – simpang Kalimalang – simpang UKI), Jenderal Ahmad Yani (simpang Perintis – simpang Pemuda), Benyamin Sueb (simpang Benyamin Sueb – Kupingan Ancol) dan Jalan Metro Pondok Indah (simpang Kartini – Bundaran Metro Pondok Indah – simpang Pondok Indah – simpang Bungur – simpang Gandaria City – simpang Kebayoran Lama), serta Jalan RA Kartini.
pin/P-5
Baca lanjutan nya buka link di samping http://www.koran-jakarta.com/momentum-membiasakan-naik-angkutan-umum/
No comments:
Post a Comment