Tarif angkutan antarkota di Kalimantan Tengah maupun Kalimantan Selatan di hari ke empat setelah Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriah ini, belum juga diturunkan ke tarif normal.
"Saya kira sudah turun ke tarif normal, ternyata belum. Lumayan selisihnya jika dibanding tarif normal sebelum lebaran, sehingga cukup terasa," kata Nisa, warga Sampit yang baru tiba usai berlebaran di kampung halamannya di Kalimantan Selatan, Selasa (19/6/2018).
Beberapa jasa angkutan antarkota atau yang sering disebut travel, mulai menaikkan tarif sejak tiga hari menjelang lebaran lalu. Pengguna jasa hanya bisa pasrah karena mereka memang membutuhkan angkutan yang memadai dan nyaman untuk mengantar mereka ke kampung halaman.
Tarif rute Sampit-Palangka Raya dengan waktu tempuh empat jam yang biasanya Rp100.000 per penumpang, naik menjadi Rp130.000 per penumpang. Sedangkan tarif rute Sampit-Banjarmasin dengan waktu tempuh delapan jam yang biasanya hanya Rp200.000, naik menjadi Rp260.000 per penumpang, begitu pula rute sebaliknya.
Sebagian besar travel menggunakan armada jenis Kijang Innova. Namun ada pula yang menggunakan mobil lebih kecil yaitu jenis Avanza meski kapasitas penumpangnya sama yaitu tujuh orang, ditambah sopir.
Hingga empat hari setelah lebaran, tarif tersebut belum juga diturunkan. Namun ada sopir yang tidak mangkal di travel yang terkadang mau menurunkan tarif sedikit lebih rendah jika kebetulan mereka ingin pulang ke kota asal dan sedang tidak ada penumpang.
Pelaku usaha transportasi antarkota menaikkan tarif dengan memanfaatkan puncak arus mudik dan arus balik lebaran. Bahkan sudah ada travel yang membuat pengumuman bahwa tarif baru akan kembali normal pada Kamis (21/6/2018). Berdasarkan kalender pemerintah, Kamis merupakan hari pertama masuk bekerja setelah cuti bersama.
"Kami ini hanya sopir dan hanya mengikuti kebijakan pengelola travel. Tapi kenaikan tarif ini kan hanya saat-saat tertentu seperti sekarang, setelah itu kembali normal," kata Udin, salah seorang sopir.
Meski tarif naik, masyarakat tetap antusias menggunakan jasa travel karena dinilai lebih praktis. Penumpang dijemput di rumah dan diantar langsung ke tujuan, sehingga lebih praktis dibanding naik angkutan umum yang harus turun di terminal dan harus mencari angkutan lagi menuju ke rumah.
Hari ini beberapa travel rata-rata memberangkatkan empat sampai lima mobil dari Banjarmasin menuju Sampit. Jumlah itu belum termasuk warga yang menggunakan angkutan umum jenis bus antarkota antarprovinsi.
Meningkatnya arus balik lebaran terlihat dari ramainya lalu lintas di sepanjang ruas jalan Transkalimantan Poros Selatan yang membentang dari Kalimantan Selatan melintasi kabupaten dan kota di Kalimantan Tengah.
Meningkatnya arus balik melalui jalur darat juga terlihat dari ramainya pembeli di sejumlah rumah makan yang menjadi persinggahan, seperti di Kabupaten Pulang Pisau dan Kerengpangi Kabupaten Katingan.
Lalu lintas dipadati angkutan umum dan kendaraan pribadi. Puncak arus balik lebaran tahun ini diperkirakan terjadi pada Rabu (20/6/2018) karena merupakan hari terakhir cuti bersama, sehingga masyarakat harus kembali bekerja pada Kamis (21/6/2018).
Baca lanjutan nya buka link di samping https://www.wartaekonomi.co.id/read184724/tarif-angkutan-antarkota-belum-turun-ke-tarif-normal.html
No comments:
Post a Comment